Tabah ialah hal yang paling gampang dikatakan dan susah direalisasikan. Kali kita mendengar kalimat “Tabah itu ada batasnya.” Kadang-kadang kita dapat membendung amarah dan pada ketika yang lain seringkali kita sanggup membendungnya. Sejatinya bukan kesabaran yang terbatas namun orangnya mengendalikan kesabaran.

Tabah bukanlah suatu perbuatan namun bahan bakar melawan duka atau amarah. Saat orang bersabar bukan berarti dia tak berdaya, lemah dan tak melakukan apa-apa. Tapi kesabaran bisa merubah kelemahan manusia menjadi tenaga untuk melawan ujian. Kesabaranlah slot kakek tua yang menghasilkan manusia berdiri tegap mengatasi masalah.

Setiap-tiap-tiap-tiap-tiap kehidupan manusia tak akan lepas dengan ujian kehidupan. Semua keadaan sulit akan selalu timbul pada tiap-tiap-tiap-tiap insan yang bernyawa. Bagus keadaan sulit dalam keluarga, lingkungan, sekolah, ataupun dari segi faktor ekonomi maupun pengajaran. Sehingga diumpamakan tak ada hidup yang lurus layak kehendak kita. Sebab tiap-tiap-tiap-tiap selesai duka akan timbul kebahagiaan seperti itu pula sebaliknya. Saat masalah telah datang karenanya seringkali orang terdekat mengingatkan terhadap kita “seharusnya bersabar!” Kata itu yang seharusnya dihadirkan dalam diri, jiwa, pikiran dan hati manusia.

Kadang-kadang manusia akan tinggi dan mulia derajatnya seandainya bisa menyelesaikan masalah sesulit apa bahkan. Sebagaimana firman Allah, “Allah tak akan membebani manusia di luar kesanggupannya (manusia)”. Cuma saja manusia terlalu sibuk mengeluh sebelum final dalam solving keadaan sulit, sehingga lupa bagaimana seharusnya masalah dilawan bukan pun lari dari masalah dan cuma pandai mengeluh. Mengeluh tak ada timbal balik positif pada manusia dalam menyelesaikan masalah. Hal ini tentu bukan sistem yang bagus untuk menyelesaikan masalah.

Realita Kesabaran

Rasulullah ialah manusia yang paling total. Santun beliau tak mempunyai cacat sedikit bahkan sehingga Aisyah RA istri Rasul mengatakan bahwa tata krama Rasul ialah Al-Qur’an.

Meneladani kesabaran Rasul ialah sebuah kesabaran di atas kesabaran. Salah satu sikap tabah beliau yang paling terlihat ialah ketika perang terdahsyat yakni perang Uhud dan perang Khandaq. Pada hari kaum muslimin didera kekalahan, beliau konsisten tegar tak mundur sejengkal bahkan. Juga pada hari pengepungan pasukan sekutu kepada kota Madinah yang membikin napas kaum muslimin tersengal-sengal, namun beliau konsisten mempunyai keinginan untuk menang.

Berbeda dengan realita ketika ini seandainya melihat dari sudut pandang tata krama banyak problematika yang berujung tragis dan mengenaskan yang menyebabkan manusia memilih jalan terakhir dengan bunuh diri. Dalam studi yang dipubliksikan slot garansi 100 pada American Journal of Preventive Medicine, tahun 2015, mati lemas atau kekurangan oksigen (suffocation) merupakan metode bunuh diri yang acap kali diaplikasikan orang-orang yang punya masalah profesi, ekonomi, dan kasus-kasus undang-undang. Kasus bunuh diri seperti ini juga meningkat secara tak proporsional pada kalangan umur 50-an.

Salah satu penyebabnya yakni himpitan ekonomi yang senantiasa dituntut untuk memenuhi keperluan di luar kemampuan. Ini menunjukkan bahwa puncak ketidaksanggupan manusia mendapatkan masalah dalam hidupnya yakni dengan bunuh diri.

Dalam peribahasa Cina, “Apabila kamu tabah di ketika berang, kamu akan terbebas dari seratus hari duka.” Peribahasa ini menjadi sebuah teguran bahwa penawar dari segala amarah ialah bersabar. Karenanya segala urusan kompleks akan menjadi ringan. Sudah banyak ungkapan publik dan menjadi kosa kata reflektif saat masalah menimpa karenanya tidak ayal tiap-tiap-tiap-tiap orang mengingatkan akan kesabaran.

Sulit masalah keluarga yang usai perceraian. Keadaan si kecil remaja dalam romansa usai pengguguran. Dan masalah politik yang usai dengan penyelewengan uang rakyat atau korupsi. Namun ini terjadi tidak lain sebab kurang pengetahuan perihal agama. Salah satu faktor rusaknya tata krama si kecil bangsa ialah jauh dari ajaran agama. Sehingga menjadi orang yang mempunyai tujuan hidup yang bagus betul-betul susah dibina sekiranya semenjak permulaan buta pengajaran dan pengarahan yang benar. Lingkungan yang bagus, keluarga yang harmonis, dan pengajaran di sekolah yang mumpuni akan menjaga si kecil-si kecil dari dekadensi tata krama.

Lingkungan sekolah tak cuma mengajari pengajaran formal dengan berjenis-macam teori di dalam kelas. Tapi juga memberikan figur perilaku yang bagus, membiasakan hal yang edukasi dalam penyusunan emotional question.

Rasulullah mengajari pentingnya bersikap hening saat menghadapi sebuah masalah seperti dalam hadits Al-Bukhari, “Saat umatku, kalian seharusnya hening sebab terburu-buru dan tergesa-gesa itu tak bijaksana.” Sifat ini yang dimiliki Rasul saat menjadi pemimpin perang dengan ribuan pasukannya. Beliau bersikap hening dan tak pernah gegabah mengambil keputusan.

Kesabaran Rasul patut menjadi model bagi segala slot bet kecil umat manusia dalam berperilaku. Saat masalah menjadi muatan berat sehingga tak bisa dipecahkan, tabah ialah menjadi kunci utama. Dengan bersabar hati akan menjadi lapang dada, hening dan lebih berdaya upaya bening.

Kesabaran tak butuh pembatas karena ujian akan mengevaluasi sebatas mana kesabaran manusia dalam meghadapi masalah dengan konsisten pada Tuhannya.